Adek Rismawati Oganda, A.Md
blog pribadi An. Adek Rismawati Oganda
Kamis, 17 September 2020
Sabtu, 22 September 2018
Anugerah Dari Tuhan. By : Adek Rismawati Oganda
Anugerah Dari Tuhan
By : Adek Rismawati Oganda
Andreena sedang
menunggu antrian di salah satu bank, ia dikagetkan dengan seseorang yang
menginjak kakinya
“ Aduh...!, maaf mas,
kaki Anda menginjak kaki saya” dengan rendah hatindan tersenyum walaupun sakit
yang ia rasa pada saat itu.
“ Duh maaf mb maaf..
saya tidak sengaja, tolong maafkan saya” (kaget)
“ Oh tidak apa – apa kok,
permisi”
“ Terimakasih mb... oh
iya maaf mb, kalau boleh tanya namanya siapa, dan hendak kemana”
“ Orang ini buang –
buang waktuku saja” gerutu dalam hati
“ Maaf mb, apa saya
kurang ajar?”
“ Oh ti.. tidak, nama
saya Andreena. Saya mau pergi ke PT. Sejahtera, saya buru buru maaf ya mas”
“ Baik Re, hati – hati ”
Kemudian Andreena
meninggalkan pria tersebut dengan meninggalkan senyum indah.
“Cantik sekali wanita
itu, andai ia menjadi ratuku... ah tak mungkin wanita seperti itu mau menerima
pinanganku”
++++++++++++++++
“ Selamat pagi, maap
mb.. saya ingin bertemu atasan PT. Sejahtera karena saya dapat panggilan untuk
interview kemarin”
“ Andreena ya?, tunggu
sebentar ya mb.. saya hubungi beliau dulu. Silahkan duduk” (sahut receptionist
tersebut)
Tak menunggu lama,
Andreena lekas pergi ke atas menemui atasan di dampingi sekertaris atasan.
“ Silahkan, mari di
tunggu atasan diatas” (sapa sekertaris dengan ramah – tamah)
“ Baik” (sahut Andreena
tegas)
Sesampainya diruangan
atasan bertapa terkejutnya ia melihat atasan tersebut adalah orang yang ia
temui di Bank tadi pagi.
“ Selamat pagi,
silahkan duduk”
“ Se.. se.. selamat
pagi pak!. Saya Andreena yang dapat panggilan di PT. Sejahtera ini”
“ Oh nama kamu
Andreena, wah... nama yang indah. Kamu ingat aku Re?”
“ I... i.. ingat pak”
jawab Andreena gugup
Dengan perbincangan singkat
tanpa panjang lebar Andreena langsung di tawari kerja karena Ifan butuh
sekertaris pribadinya segera. Bertapa bahagianya Andreena mendengar langsung
dari atasannya tersebut, Andreena melirik nama yang ada di sudut meja di depan
pandanganya. Nama atasannya itu adalah Gunawan Ifanda, Andreena langsung
terkejut ketika ia asik melihat – lihat ruangan itu. Andreena diterima karena
prestasi semasa ia bekerja di perusahan sebelumnya sangat bagus tertera dengan
berbagai macam sertifikat yang ia dapat.
“ Selamat bergabung Re,
mulai sekarang kamu adalah sekertaris pribadi saya. Tolong bekerja dengan baik
ya.. semangat”
“ Baik pak, terimakasih. Tolong bimbing saya
agar dapat melayani bapak dengan baik”
Karena gagal fokus
akibat mendengar jawaban dari Andreena, Ifan lansgung memikirkan pinangan bukan
pekerjaan.
“ Bimbing????????? Iya Re
tunggu lamaran aku ya” (Asal berkata)
Karena bingung,
Andreena menahan tawa melihat jawaban atasan nya itu
“ Maap pak, apa maksud
bapak.. pinangan? Hehe. Sekali lagi terimakasih pak atas kepercayaan bapak
terhadap saya”
Malu Ifan dibuatnya. Karena
malu ifan langsung menghubungi bawahnya untuk menghantarkan Andreena ke
ruanganya sembari menahan malu.
“ Re.. silahkan ikuti
Santiya beliau akan menunjukan dimana ruanganmu, satu jam lagi kita akan
meeting bersama calon investor ternama ini dokumen – dokumen yang harus kamu
bawa, dan ini semua yang berhubungan dengan perusahan ini.. bersemangatlah Re”
“ Baik pak” ( tegas
Andreena)
Satu jam kemudian,
Andreena bergegas pergi keruangan Ifan untuk meminta tanda tangan bukti meeting
hari ini.
“ Andreena kan?, ini
jas pak Ifan tolong bawakan ya terimakasih” pesan pak Tomi
“ Baik pak saya
Andreena, salam kenal”
Tersenyum mendengar
ucapan Andreena, Tomi bergegas pergi ke bawah.
Setelah itu, Andreena
langsung menemui ruangan Ifan
“ Selamat siang pak,
ini jas yang akan bapak pakai hari ini”
“ Siang kembali Re, oh
iya bisa memasangkan dasi ini?.. maap saya belum bisa, saya sudah belajar tapi
tak bisa rapi maap Re” sembari memnunjukan dasi ynag berwarna hitam didominasi corak warna gold.
“ Baik pak”
Mendekati Ifan dan
mengenakan dasi untuk atasanya, melihat wajah menawan Andreena. Wangi parfum
wanita yang didepanya membuat ia terpesona, Ifan memang sudah jatuh cinta sejak
pertemuan pertama mereka. Namun, Ifan sudah berasumsi bahwa Andreena tidak akan
menyukai Ifan.
“ Selesai” tambah
Andreena
“ Terimakasih banyak Re”
“Saya tidak masalah
jika setiap hari memasangkan dasi untuk bapak” sahut Andreena cepat
“ Terimakasuh Re...”
sembari melempar senyum sopan terhadapnya
++++++++++++++
Setelah kebersamaan
mereka terjalin, Ifan semakin mantap akan pilihanya untuk meminang Andreena. Dulu
ifan pernah menyatakan isi hatinya kepada Andreena namun nuhil wanita yang
ingin dipinangnya itu menolak karena ifan mengajaknya untuk berpacaran,
alasannya Andreena tak mau pacaran ia ingin menikah bukan untuk pacaran. Jawaban
wanita tersebut adalah hadiah buat Ifan itulah lampu hijau yang ia berikan, Ia
percaya bahwa pilihannya tidak salah. Alasan Andreena untuk tidak pacaran pun
membuat ifan semakin ingin lebih cepat meminangnya.
Suatu ketika Ifan
bertamu ke rumah Andreena dan ingin meminta izin kepada ayah calon wanitanya
untuk segera menghalalkanya. Respon positif yang diberikan ayah Andreena
membuat Ifan terharu dan spontan memeluk kedua orangtuanya, tanpa sepengetahuan
Andreena dan Ifan bahwa kedua orang tuanya telah bersahabat semenjak mereka
muda dulu. Mereka berempat adalah sahabat sejati dan menikah, mereka sepakat
menikahkan Andreena dan Ifan ketika mereka dewasa kelak.
Namun, mereka berpisah
karena keluarga Andreena pindah ke Bandung sebelum Ifan di lahirkan Alhasil
Andreena dan Ifan belum pernah bertemu sebelumnya. Mereka spontan saja tertawa
bersamaan mereka tak menyangka jika dulu orang tuanya memiliki hubungan yang
erat.
“ Hahahaha aku
dijodohkan sama bapak?”
“ Jangan panggil bapak
Re” sahut ayah Andreena menahan tawa
“ Hahaha dari pertemuan
kita, hingga kau menjadi sekertaris pribadiku rasa ini semakin mantap untuk
meminangmu Re.. Alhamdulillah anugerah Tuhan”
“ I.. i ... iya pak, eh
maksudku fan” jawab Andreena gugup campur bahagia
“ Bawa orang tua mu nak
ifan, lekas lamar anak kami... jangan menunggu waktu lama lagi. Cepat halal itu
lebih baik nak!”
“ Baik pak, saya sudah
membicarakannya ke ayah ibu dan mereka sepakat malam minggu besok kami akan
melamar Andreena. Terimakasih pak telah mempercayai saya untuk menjadi calon
mantu”
“ Sama – sama ya nak”
sahut orang tua Andreena
“ Pak,buk dan calon
istriku hehehe .. saya izin pulang”
Sembari mencium kedua
punggung tangan calon mertuanya dan melempar senyum khasnya untuk Andreena. Calon
wanitanya hanya tertunduk malu terpesona akan senyum Ifan, melihat Andreena
menunduk membuat Ifan semakin di mabuk cinta olehnya.
Sesampainya di rumah
Ifan bergegas memberi tahu keluarganya tentang berita bahagia itu. Dan mereka
spontan tertawa dan menyiapkan semua hantaran yang akan di bawa sewaktu lamaran
besok. Setelah itu Ifan langsung menghubungi Andreena langsung
“ Re?”
“ Iya pak?”
“ Ifan bisa Re?”
“ Hehehehe iya Fan, ada
apa?, kenapa belum tidur?, sudah makan kah?”
“ Re aku mencintaimu”
“ Dablek... ditanya apa
jawab apa, hehehehe aku juga mencintaimu alhamdulillah”
Bertapa bahagianya Ifan
mendengar kata sayang dari calon wanitanya Ifan kegirangan dan berkali – kali mencubit
tanganya karena sebelumnya Andreena belum pernah serius jika Ifan terang –
terangan menjelaskan perasaanya.
“ Fan?” tambah Andreena
“ Ehh iya Re!, lekas
tidur ya Re... selamat jumpa di malam pertunangan aku mencintaimu”
Karena malu Ifan
langsung mematikan ponselnya tanpa mengizinkan Andreena untuk menjawab.
Malam pertunangan itu
pun berjalan dengan lancar, untuk hari H nya pun telah disepakati seminggu
setelah pertunangan. Tak menunggu lama kedua pasangan ini pun halal pilihan
hati Andreena adalah Ifan ia yakin bahwa lelakinya itu adalah anugerah dari
Tuhan. Andreena mulai mencintai Ifan sebagai imamnya.
Setelah pernikahan itu
berlangsung Andreena meminta izin kepada suaminya untuk di rumah saja membuka
usaha butik. Permintaan Andreena disetujui Ifan alasanya agar ia dapat mengurus
dan memperhatikan keperluan Ifan, dari pernikahanya itu mereka dikaruniahi dua
permata hati anak kembar yang diberi nama Aisyah dan Habib. Pernikahan mereka
membuahkan hasil yang sangat indah usaha
perusahaann dan butik milik mereka berjalan dengan baik.
Mereka percaya Tuhan
itu tidak tidur, untuk mendapat pasangan yang baik itu mudah, asalkan kita
percaya, sabar, istiqomah, dan yakin bahwa Tuhan itu Maha Adil ketika kita
memperbaiki diri dengan baik maka ketika kita meminta sesuatu Insya Allah Tuhan
akan beri. Contohnya saja jodoh karena, wanita yang baik akan mendapat yang
baik, dan lelaki yang baik akan mendapat pasangan yang baik jua.
Terimakasih apabila ada
kesalahan dalam alur cerita saya minta maaf.. Asslamualaikum.
Jumat, 21 September 2018
Hati
ini memang milikmu
BY : Adek Rismawati Oganda
“
Mengapa Adnan sangat tidak menyukaiku, semenjak ia menyatakan perasaannya, padahal
dia tampan tapi bahasa yang ia keluarkan tak setampan parasnya” gerutu Rika yang memikirkan perlakuan Adnan
kepadanya.
Keesokan
harinya Rika pergi ke kampus dengan riang di dominasi senyum yang menawan, ya..
benar Rika terlahir dengan paras yang dapat meluluhkan para kaum adam tapi
tidak dengan Adnan. Dulu memang Adnan menyukai Rika karena, bahasa tubuh yang
Rika miliki sangat indah. Namun, kebencian itu memuncak karena Rika menolak
akan hati yang Adnan berikan kepada Rika. Karena, Rika tak mau jika ia menerima
hati Adnan. Maka perteman mereka tak akan asri lagi untuk di jalani.
Sesampainya
di kelas Rika langsung membersihkan sampah yang berserakan di ruang kelas yang
akan digunakan pada jam pertama kuliahnya. Belum sempat membersihkan Rika
dikagetkan dengan suara botol yang terlempar kencang menabrak tubuh sang
tembok.
“Mamaaaaa!!..”
teriak Rika
Terdengar
bahakan tawa yang melihat ekspresi kaget Rika “hahahaha, dasar gila! Mana ada
ibumu di kelas ini! Lekas bersihkan kelas ini karena aku ingin persentasi!”
lengos Adnan menemani langkahnya melewati Rika yang sangat terganggu akan
kedatangan Adnan.
“
Hei!! Adnan, bisa tidak kau tak membuat aku kesal, hah!, apa salahku padamu?.
Aku rasa aku tak pernah melakukan kesalahan bahkan mencari masalah
kepadamu” sahut Rika tajam
“Apa
katamu? Tak bersalah? Hah! Lucu, hatiku tak kau terima itu bukan kesalahan??!
Bagaimana bisa kau menolakku, setelah kita selalu bersama sebelumnya. Kau telah
mempermainkan ku Rika! Kau tak tau bahwa hati telah patah akibat penolakanmu
itu. Tak sadarkah kau ?” Tambah Adnan sembari memnghadapkan tubuh Rika
didekatnya.
Melihat
Adnan yang berkata seperti itu Rika pun tak dapat membalasnya.
“
Rika, mengapa kau mempermainkan hatiku?, bukankah kau bilang bahwa kau
menyayangiku, seperti aku menyayangimu. Tapi mengapa jadi begini? Jawab Rika
jawab!”
“Adnan,
kau salah! Yaa... benar aku memang menyayangimu, namun rasa itu tak lebih akan
menerima hati. Kita bersahabat bukan? Tapi mengapa kau salah arti?” sahut
lembut Rika untuk Adnan.
Namun,
Adnan lekas pergi meningalkan Rika, menepis kasar tangan yang ada dipundaknya.
“Adnan,
tolong jangan berubah, kita ini teman bukan lawan” tertunduk kaku melihat
langkah kencang Adnan.
Adnan
memang selalu bersama Rika setiap harinya, mereka selalu bersaing dalam
prestasi. Mereka saling support akan kesuksesan maing – masing, saling
membutuhkan dan saling melengkapi.
Dulu,
sewaktu KKN mereka satu posko yang membuat mereka bertambah erat. Adnan selalu
memperhatikan apapun yang berkaitan dengan Rika. Selain itu, Rika membalas
lembut perlakuan Adnan kepadanya. Ia selalu membantu Adnan menyelesaikan tugas
kuliah bersama, mereka sangat dekat satu sama lain. Pertemanan mereka terjalin
sejak mereka duduk di bangku SD.
Rika
sangat menyayangi Adnan seperti saudara kandungnya sendiri. Namun, tidak dengan
Adnan rasa sayang yang ia berikan kepada Rika tak lain karena hati yang ia
miliki ingin ia berikan kepada Rika.
Adnan
pernah menjelaskan perasaanya kepada Rika, lantas Riska tertawa terbahak –
bahak, ia menimpali bahwa Adnan sedang berdrama seperti ia memainkan drama
bersama Adnan sewaktu putih abu – abu dulu. Melihat respon Rika, Adnan justru
ikut tertawa, karena ia sendiri geli akan penjelasan hatinya sendiri.
Baik
itu Adnan maupun Rika tak hentinya – hentinya tertawa saapai ia lupa posisi
dimana hati Adnan telah benar – benar berubah menjadi cinta.
*******************************
“
Sampai kapan kau tetap begini ka?, aku sangat menyukaimu. Mengapa kau tak
pernah menghargai hati ini.” Teriak Adnan dalam hati. Karena, asik berdiam
diri. Adnan tak menyadari bahwa Rika telah disampinya menemani Adnan duduk di
taman kampus.
“
Heii!, mengapa melamun?”
Bak
disambar petir, Adnan kaget bukan kepalang mendengar sapaan sang pujaan hati.
“
Riii.. rika, sejak kapan kau disini hah...! aku tak mau berbicara padamu, tolong
enyah di hadapanku. Aku ingin sendiri, belum puas kau mentertawakan hati ini.
Jika kau memang tak mau menghargai. Baik kita cukup saling memperhatikan di
dunia khayal”
Berdiri,
namun dengan tangkasnya Rika menahan langkah Adnan.
“
Jangan pergi, please stay disini.. aku ingin kita seperti dulu, saling support
dan saling berbagi”
“
Maap.. Ka, aku tidak bisa. Aku tak mau jika hati ini sakit lebih lama lagi,
semoga kau bahagia” (melepaskan gengaman Rika pada saat itu)
Melihat
respon Adnan Rika sangat bingung, Rika tak mau hubungannya dengan Adnan hilang
di telan kelam. Ia ingin kembali sedia kala, bukan menjauh entah kemana.
“
Aku memang menyukaimu, aku memang ingin bersamamu tapi tidak untuk sekarang
Adnan, beri aku waktu untuk memberikan hatiku untukmu!” desah Rika sembari
menghapus tangis yang sejang tadi terbendung di kedua mata indahnya.
Keesokan
harinya ia ingin menemui Adnan, namun nihil Adnan tak datang ke kampus pada
hari ini. Rika sejak tadi mencoba menghubungi lelaki tersebut, bukan jawaban
yang di dapat suara operator yang terdengar.
“
Ahhhhh.....! kemana Adnan ini, lama kali dia marah padaku, dasar tak tau malu!
Beraninya ia membuat aku khawatir. Dasar curut satu ini” omel Rika tak henti –
hentinya
Rika
makin kesal, ia memutuskan untuk menghampiri kediaman Adnan selepas persentasi
nanti.
****************
“
Asslamualaikum?”
“
Walaikumsalam, (sahut ibu Adnan dari dalam). Eeehhh nak Rika, pasti mau jemput
kesayangan kan?”
“
Iya buk, dimana Adnan? Mengapa tak kuliah hari ini?” tanya rika spontan tanpa
basa – basi
“Duh..
duh.. duh, ibu dicuekiin ya. Adnan langsung ditanya!... hem Adnan di kamarnya,
kemarin ia kehujanan, ehhh malamnya demam. Kamu tau sendiri Adnan sekali kena
hujan langsung tumbang hi..hi..hi” (jawab ibu Adnan)
“
Hahahahaha.. baik bu, aku lansung menemui Adnan ya!”
Karena,
sudah kesal penasaran dan apalah – apalah, Rika langsung menuju kamar Adnan
“
Heiii! Cecunguk... beraninya kau mematikan ponselmu?, kau lupa kita sudah janji
akan bersama?!!, dasar tak tau malu!”
“
Siapa kamu, beraninya pasang mode the power of emak – emak memarahi orang
ganteng macam aku ini! Kau yang tak tau malu! Dasar nenek gambreng” (jawab
Adnan, sembari mengoda Rika. Karena, ia tahu bahwa Rika akan datang
menengoknya.
Adnan
mencoba menetralkan sikapnya, ia tak bisa berbohong apalagi berprilaku kasar seperti
kemarin kepada Rika. Karena ia tahu hati ini memang untuknya. Walau sehebat apa
Rika menepis bahwa ia tak mau menerima.
“
Apaaaaa!!! Kau sebut aku demit?”
“
Gambreng ka gambreng” ( menahan tawa, ketika Rika melotot tak karuan)
“
Ohhhh!! Itu maksudku, BTW. Kenapa gak ke kampus, aku persentasi tahu!, aku
kesulitan kau tak membantu, bikin susah saja”
Dalam
benak Adnan berkata, “ wanita ini, bukanya aku yang harus berkata seperti itu,
ini malah dia.. oh gusti, untung dia cantik! Untung pula cinta ini untuk dia”
(menahan tawa)
“
Hallo?? Ada yang lucu mas?, saya tahu saya cantik, imut, lucu dan baik hati.
Tapi maaf ya, jangan asal tawa itu bibir!” (dengan sewotnya Rika menjawab)
Karena
kepolosan dan kelucuan Rika itulah yang membuat Adnan jatuh lebih dalam lagi.
Tapi, sayang hati yang ia beri tak kunjung Rika raih. Sebenarnya Rika memang
mencintai Adnan, yang ia khawatirkan hubungan mereka kelak ketika mereka tak
bersama lagi. Ketakutan itulah yang menyelimuti cintanya untuk Adnan.
“Rika..
Adnan, lekas turun! Makan malam kalian sudah siap, jangan asik ngomel adu mulut
tak karuan. Ibu pusing” tambah ibu dari bawah
“Apa
semua wanita tercipta untuk ngomel?”
“
Bukan, wanita tercipta istimewa. Mereka hobi berbicara bukan cerewet tapi
aktif”
“
Serahmu ka.. serahmu, aku bicara padamu tak akan ada akhirnya”
Setelah
makan malam, Adnan mengajak Rika untuk bersantai sejenak di loteng atas tempat
favorit mereka beradu argumen, adu ego, dan lain – lain.
“
Ka, apa kita akan seperti ini terus? Kau tak mau menjawabku?” cetus Adnan,
memcah kesunyian.
“
Aku tak mau menjawab, aku sudah menjawab pertanyan di kampus tadi”
“
Coba untuk serius sih ka.. ka, masa kamu tak mau serius sama sekali padaku. Aku
benar menyukaimu sejak dulu sampai sekarang, bahkan sampai masa yang akan
datang. Ayolah Rika jangan bercanda terus”
Akhirnya
Adnan menyerah untuk menjelaskan hatinya lagi, percuma Rika memang tipe orang
yang suka bercanda, dan aneh.
Menghela
nafas panjang “ Baik aku akan serius, ketika kita sudah bekerja nanti” (asal
jawab)
Rika
lekas pamit karena ia malu akan jawabnya sendiri, melihat respon Rika Adnan
langsung senyum – senyum.
“
Rika.. tunggu aku, aku akan melamarmu” (tambah Adnan)
Rika
berlari melaju cepat. Malu yang ia tanggung, membuat wajah mungilnya memerah.
“
Buk... aku pulang asslamualaikum” (berlari kecil sembari menyalami tangan halus
ibu Adnan)
“
Hati – hati nak.. bawa mobil jangan ngebut, ingat nyawa, ingat juga kami akan
melamarmu nanti” ceplos bu Adnan
“
Ibu ini, buat aku jantungan saja!”
Lekas
membuka pintu mobil dan pulang. Sesampainya di rumah ia langsung menuju kamar
setelah ia mencium kedua orangtuanya.
“
Apa, aku mulai menyukai Adnan ya? Ahhh baper dibuatnya. Kalau sampai ia
melamarku.. ahhh gila, serius sih ya uhhh” gerutu Rika sejak tadi
***************
Tak
terasa hari istimewa mereka tiba, setelah sekian lama merangkai prestasi di
kampus tercinta akhirnya gelar itu mereka dapatkan. Rika dan Adnan menyandang
gelar SE, tak dapat dipercaya mereka lulus bersama sebagai mahasiswa dan
mahasiswi wisuda tercepat dan terbaik. Dan lebih membahagiakan lagi mereka
diterima di perusahaan besar idaman masing – masing. Orang tua Rika dan Adnan
sudah lama kenal, bahkan mereka setuju apa bila mereka suatu saat menikah.
Orang tua Rika sudah menyayangi Adnan dan mengangapnya sebagai menantu mereka
berharap agar Adnan lekas mengajak Rika naik pelaminan.
“
Ingat janji aku kan Rika?, tunggu aku ya.. kita akan bahagia kelak, mohon
bersabar aku sedang berjuang menjadi imammu”
“
Hahahahah.. Adnan jangan sekarang ya, aku tunggu ya calon imam jangan lama –
lama tunggu aku juga, aku juga sedang mempersiapkan diri untuk menjadi
wanitamu”
Mendengar
jawaban Rika, nyaris membuat Adnan ingin menangis.. karena, Rika telah memberi
lampu hijau setelah sekian lama menunggu hatinya terbuka. Adnan percaya bahwa
Rika akan menerima tapi tidak waktu kuliah pada saat itu, niat Rika baik karena
mereka tidak ingin membuat prestasi mereka hancur.
Selama
mereka bekerja, mereka saling memberikan kabar satu sama lain bertanya jawab
layaknya orang yang menjalin suatu hubungan. Hal tersebut yang membuat Rika
mantap akan pilihanya jika Adnan memang imam yang baik, pintar, dan penyayang.
Rika mulai menjatuhkan hatinya untuk Adnan.
Setelah
dua tahun berlalu tibalah saatnya pertunangan itu tiba, Adnan menepati janjinya
kepada Rika, memboyong keluarga ke kediaman Rika melamar Rika untuk di
pinangnya. Sambutan keluarga Adnan diterima dengan baik oleh keluarga Rika,
sesuai kesepakatan hari pernikahan mereka dilangsukan dengan cepat tanpa
berlama – lama. Karena, kesepakatan bersama pernikahan itu pun berlangsung
dengan lancar dan khitmat.
Pernikahan
Rika dan Adnan berlangsung mewah tanpa halangan suatu apapun. Pernikahan mewah
nan sakral itu berlangsung dengan hasil keras dan keringat mereka berdua. Sebelum melangsungkan
pertunangan mereka telah menabung untuk membeli perumahan agar setelah menikah
mereka sudah dapat istana yang dapat mereka huni nanti.
“
Rika, terimakasih.. sudah menerimaku menjadi imamu, dan terimakasih sudah mau
berkerja sama membangun istana bersamaku” sambil memeluk Rika dengan lembut
“
Terimakasih sayang, kau telah memilihku menjadi makmummu.. kita harus bahagia
ya. Aku tak menyangka kau memilih dan menepati janjimu untuk naik pelaminan
bersamaku. Aku menyayangimu imamku”
“
Iya istriku.. sama – sama, aku sangat menyayangimu, mencintaimu dan bahagia
memilikimu”
Setiap
niat baik, akan berbuah manis. Dan penantian yang lama pun akan hilang dan tak
terasa apabila kita sabar menunggu suatu keajaiban dari Tuhan.
Setelah
sekian lama menunggu akhirnya hubungan mereka halal untuk dijalani. Penantian
lama berbuah berjuta – juta kemanisan dan tak kurang suatu apapun. Hidup
bahagia, harmonis dan mesra. Adnan mendapatkan istri yang ia idamkan sejak
lama.
T A M
A T
Langganan:
Komentar (Atom)