Hati
ini memang milikmu
BY : Adek Rismawati Oganda
“
Mengapa Adnan sangat tidak menyukaiku, semenjak ia menyatakan perasaannya, padahal
dia tampan tapi bahasa yang ia keluarkan tak setampan parasnya” gerutu Rika yang memikirkan perlakuan Adnan
kepadanya.
Keesokan
harinya Rika pergi ke kampus dengan riang di dominasi senyum yang menawan, ya..
benar Rika terlahir dengan paras yang dapat meluluhkan para kaum adam tapi
tidak dengan Adnan. Dulu memang Adnan menyukai Rika karena, bahasa tubuh yang
Rika miliki sangat indah. Namun, kebencian itu memuncak karena Rika menolak
akan hati yang Adnan berikan kepada Rika. Karena, Rika tak mau jika ia menerima
hati Adnan. Maka perteman mereka tak akan asri lagi untuk di jalani.
Sesampainya
di kelas Rika langsung membersihkan sampah yang berserakan di ruang kelas yang
akan digunakan pada jam pertama kuliahnya. Belum sempat membersihkan Rika
dikagetkan dengan suara botol yang terlempar kencang menabrak tubuh sang
tembok.
“Mamaaaaa!!..”
teriak Rika
Terdengar
bahakan tawa yang melihat ekspresi kaget Rika “hahahaha, dasar gila! Mana ada
ibumu di kelas ini! Lekas bersihkan kelas ini karena aku ingin persentasi!”
lengos Adnan menemani langkahnya melewati Rika yang sangat terganggu akan
kedatangan Adnan.
“
Hei!! Adnan, bisa tidak kau tak membuat aku kesal, hah!, apa salahku padamu?.
Aku rasa aku tak pernah melakukan kesalahan bahkan mencari masalah
kepadamu” sahut Rika tajam
“Apa
katamu? Tak bersalah? Hah! Lucu, hatiku tak kau terima itu bukan kesalahan??!
Bagaimana bisa kau menolakku, setelah kita selalu bersama sebelumnya. Kau telah
mempermainkan ku Rika! Kau tak tau bahwa hati telah patah akibat penolakanmu
itu. Tak sadarkah kau ?” Tambah Adnan sembari memnghadapkan tubuh Rika
didekatnya.
Melihat
Adnan yang berkata seperti itu Rika pun tak dapat membalasnya.
“
Rika, mengapa kau mempermainkan hatiku?, bukankah kau bilang bahwa kau
menyayangiku, seperti aku menyayangimu. Tapi mengapa jadi begini? Jawab Rika
jawab!”
“Adnan,
kau salah! Yaa... benar aku memang menyayangimu, namun rasa itu tak lebih akan
menerima hati. Kita bersahabat bukan? Tapi mengapa kau salah arti?” sahut
lembut Rika untuk Adnan.
Namun,
Adnan lekas pergi meningalkan Rika, menepis kasar tangan yang ada dipundaknya.
“Adnan,
tolong jangan berubah, kita ini teman bukan lawan” tertunduk kaku melihat
langkah kencang Adnan.
Adnan
memang selalu bersama Rika setiap harinya, mereka selalu bersaing dalam
prestasi. Mereka saling support akan kesuksesan maing – masing, saling
membutuhkan dan saling melengkapi.
Dulu,
sewaktu KKN mereka satu posko yang membuat mereka bertambah erat. Adnan selalu
memperhatikan apapun yang berkaitan dengan Rika. Selain itu, Rika membalas
lembut perlakuan Adnan kepadanya. Ia selalu membantu Adnan menyelesaikan tugas
kuliah bersama, mereka sangat dekat satu sama lain. Pertemanan mereka terjalin
sejak mereka duduk di bangku SD.
Rika
sangat menyayangi Adnan seperti saudara kandungnya sendiri. Namun, tidak dengan
Adnan rasa sayang yang ia berikan kepada Rika tak lain karena hati yang ia
miliki ingin ia berikan kepada Rika.
Adnan
pernah menjelaskan perasaanya kepada Rika, lantas Riska tertawa terbahak –
bahak, ia menimpali bahwa Adnan sedang berdrama seperti ia memainkan drama
bersama Adnan sewaktu putih abu – abu dulu. Melihat respon Rika, Adnan justru
ikut tertawa, karena ia sendiri geli akan penjelasan hatinya sendiri.
Baik
itu Adnan maupun Rika tak hentinya – hentinya tertawa saapai ia lupa posisi
dimana hati Adnan telah benar – benar berubah menjadi cinta.
*******************************
“
Sampai kapan kau tetap begini ka?, aku sangat menyukaimu. Mengapa kau tak
pernah menghargai hati ini.” Teriak Adnan dalam hati. Karena, asik berdiam
diri. Adnan tak menyadari bahwa Rika telah disampinya menemani Adnan duduk di
taman kampus.
“
Heii!, mengapa melamun?”
Bak
disambar petir, Adnan kaget bukan kepalang mendengar sapaan sang pujaan hati.
“
Riii.. rika, sejak kapan kau disini hah...! aku tak mau berbicara padamu, tolong
enyah di hadapanku. Aku ingin sendiri, belum puas kau mentertawakan hati ini.
Jika kau memang tak mau menghargai. Baik kita cukup saling memperhatikan di
dunia khayal”
Berdiri,
namun dengan tangkasnya Rika menahan langkah Adnan.
“
Jangan pergi, please stay disini.. aku ingin kita seperti dulu, saling support
dan saling berbagi”
“
Maap.. Ka, aku tidak bisa. Aku tak mau jika hati ini sakit lebih lama lagi,
semoga kau bahagia” (melepaskan gengaman Rika pada saat itu)
Melihat
respon Adnan Rika sangat bingung, Rika tak mau hubungannya dengan Adnan hilang
di telan kelam. Ia ingin kembali sedia kala, bukan menjauh entah kemana.
“
Aku memang menyukaimu, aku memang ingin bersamamu tapi tidak untuk sekarang
Adnan, beri aku waktu untuk memberikan hatiku untukmu!” desah Rika sembari
menghapus tangis yang sejang tadi terbendung di kedua mata indahnya.
Keesokan
harinya ia ingin menemui Adnan, namun nihil Adnan tak datang ke kampus pada
hari ini. Rika sejak tadi mencoba menghubungi lelaki tersebut, bukan jawaban
yang di dapat suara operator yang terdengar.
“
Ahhhhh.....! kemana Adnan ini, lama kali dia marah padaku, dasar tak tau malu!
Beraninya ia membuat aku khawatir. Dasar curut satu ini” omel Rika tak henti –
hentinya
Rika
makin kesal, ia memutuskan untuk menghampiri kediaman Adnan selepas persentasi
nanti.
****************
“
Asslamualaikum?”
“
Walaikumsalam, (sahut ibu Adnan dari dalam). Eeehhh nak Rika, pasti mau jemput
kesayangan kan?”
“
Iya buk, dimana Adnan? Mengapa tak kuliah hari ini?” tanya rika spontan tanpa
basa – basi
“Duh..
duh.. duh, ibu dicuekiin ya. Adnan langsung ditanya!... hem Adnan di kamarnya,
kemarin ia kehujanan, ehhh malamnya demam. Kamu tau sendiri Adnan sekali kena
hujan langsung tumbang hi..hi..hi” (jawab ibu Adnan)
“
Hahahahaha.. baik bu, aku lansung menemui Adnan ya!”
Karena,
sudah kesal penasaran dan apalah – apalah, Rika langsung menuju kamar Adnan
“
Heiii! Cecunguk... beraninya kau mematikan ponselmu?, kau lupa kita sudah janji
akan bersama?!!, dasar tak tau malu!”
“
Siapa kamu, beraninya pasang mode the power of emak – emak memarahi orang
ganteng macam aku ini! Kau yang tak tau malu! Dasar nenek gambreng” (jawab
Adnan, sembari mengoda Rika. Karena, ia tahu bahwa Rika akan datang
menengoknya.
Adnan
mencoba menetralkan sikapnya, ia tak bisa berbohong apalagi berprilaku kasar seperti
kemarin kepada Rika. Karena ia tahu hati ini memang untuknya. Walau sehebat apa
Rika menepis bahwa ia tak mau menerima.
“
Apaaaaa!!! Kau sebut aku demit?”
“
Gambreng ka gambreng” ( menahan tawa, ketika Rika melotot tak karuan)
“
Ohhhh!! Itu maksudku, BTW. Kenapa gak ke kampus, aku persentasi tahu!, aku
kesulitan kau tak membantu, bikin susah saja”
Dalam
benak Adnan berkata, “ wanita ini, bukanya aku yang harus berkata seperti itu,
ini malah dia.. oh gusti, untung dia cantik! Untung pula cinta ini untuk dia”
(menahan tawa)
“
Hallo?? Ada yang lucu mas?, saya tahu saya cantik, imut, lucu dan baik hati.
Tapi maaf ya, jangan asal tawa itu bibir!” (dengan sewotnya Rika menjawab)
Karena
kepolosan dan kelucuan Rika itulah yang membuat Adnan jatuh lebih dalam lagi.
Tapi, sayang hati yang ia beri tak kunjung Rika raih. Sebenarnya Rika memang
mencintai Adnan, yang ia khawatirkan hubungan mereka kelak ketika mereka tak
bersama lagi. Ketakutan itulah yang menyelimuti cintanya untuk Adnan.
“Rika..
Adnan, lekas turun! Makan malam kalian sudah siap, jangan asik ngomel adu mulut
tak karuan. Ibu pusing” tambah ibu dari bawah
“Apa
semua wanita tercipta untuk ngomel?”
“
Bukan, wanita tercipta istimewa. Mereka hobi berbicara bukan cerewet tapi
aktif”
“
Serahmu ka.. serahmu, aku bicara padamu tak akan ada akhirnya”
Setelah
makan malam, Adnan mengajak Rika untuk bersantai sejenak di loteng atas tempat
favorit mereka beradu argumen, adu ego, dan lain – lain.
“
Ka, apa kita akan seperti ini terus? Kau tak mau menjawabku?” cetus Adnan,
memcah kesunyian.
“
Aku tak mau menjawab, aku sudah menjawab pertanyan di kampus tadi”
“
Coba untuk serius sih ka.. ka, masa kamu tak mau serius sama sekali padaku. Aku
benar menyukaimu sejak dulu sampai sekarang, bahkan sampai masa yang akan
datang. Ayolah Rika jangan bercanda terus”
Akhirnya
Adnan menyerah untuk menjelaskan hatinya lagi, percuma Rika memang tipe orang
yang suka bercanda, dan aneh.
Menghela
nafas panjang “ Baik aku akan serius, ketika kita sudah bekerja nanti” (asal
jawab)
Rika
lekas pamit karena ia malu akan jawabnya sendiri, melihat respon Rika Adnan
langsung senyum – senyum.
“
Rika.. tunggu aku, aku akan melamarmu” (tambah Adnan)
Rika
berlari melaju cepat. Malu yang ia tanggung, membuat wajah mungilnya memerah.
“
Buk... aku pulang asslamualaikum” (berlari kecil sembari menyalami tangan halus
ibu Adnan)
“
Hati – hati nak.. bawa mobil jangan ngebut, ingat nyawa, ingat juga kami akan
melamarmu nanti” ceplos bu Adnan
“
Ibu ini, buat aku jantungan saja!”
Lekas
membuka pintu mobil dan pulang. Sesampainya di rumah ia langsung menuju kamar
setelah ia mencium kedua orangtuanya.
“
Apa, aku mulai menyukai Adnan ya? Ahhh baper dibuatnya. Kalau sampai ia
melamarku.. ahhh gila, serius sih ya uhhh” gerutu Rika sejak tadi
***************
Tak
terasa hari istimewa mereka tiba, setelah sekian lama merangkai prestasi di
kampus tercinta akhirnya gelar itu mereka dapatkan. Rika dan Adnan menyandang
gelar SE, tak dapat dipercaya mereka lulus bersama sebagai mahasiswa dan
mahasiswi wisuda tercepat dan terbaik. Dan lebih membahagiakan lagi mereka
diterima di perusahaan besar idaman masing – masing. Orang tua Rika dan Adnan
sudah lama kenal, bahkan mereka setuju apa bila mereka suatu saat menikah.
Orang tua Rika sudah menyayangi Adnan dan mengangapnya sebagai menantu mereka
berharap agar Adnan lekas mengajak Rika naik pelaminan.
“
Ingat janji aku kan Rika?, tunggu aku ya.. kita akan bahagia kelak, mohon
bersabar aku sedang berjuang menjadi imammu”
“
Hahahahah.. Adnan jangan sekarang ya, aku tunggu ya calon imam jangan lama –
lama tunggu aku juga, aku juga sedang mempersiapkan diri untuk menjadi
wanitamu”
Mendengar
jawaban Rika, nyaris membuat Adnan ingin menangis.. karena, Rika telah memberi
lampu hijau setelah sekian lama menunggu hatinya terbuka. Adnan percaya bahwa
Rika akan menerima tapi tidak waktu kuliah pada saat itu, niat Rika baik karena
mereka tidak ingin membuat prestasi mereka hancur.
Selama
mereka bekerja, mereka saling memberikan kabar satu sama lain bertanya jawab
layaknya orang yang menjalin suatu hubungan. Hal tersebut yang membuat Rika
mantap akan pilihanya jika Adnan memang imam yang baik, pintar, dan penyayang.
Rika mulai menjatuhkan hatinya untuk Adnan.
Setelah
dua tahun berlalu tibalah saatnya pertunangan itu tiba, Adnan menepati janjinya
kepada Rika, memboyong keluarga ke kediaman Rika melamar Rika untuk di
pinangnya. Sambutan keluarga Adnan diterima dengan baik oleh keluarga Rika,
sesuai kesepakatan hari pernikahan mereka dilangsukan dengan cepat tanpa
berlama – lama. Karena, kesepakatan bersama pernikahan itu pun berlangsung
dengan lancar dan khitmat.
Pernikahan
Rika dan Adnan berlangsung mewah tanpa halangan suatu apapun. Pernikahan mewah
nan sakral itu berlangsung dengan hasil keras dan keringat mereka berdua. Sebelum melangsungkan
pertunangan mereka telah menabung untuk membeli perumahan agar setelah menikah
mereka sudah dapat istana yang dapat mereka huni nanti.
“
Rika, terimakasih.. sudah menerimaku menjadi imamu, dan terimakasih sudah mau
berkerja sama membangun istana bersamaku” sambil memeluk Rika dengan lembut
“
Terimakasih sayang, kau telah memilihku menjadi makmummu.. kita harus bahagia
ya. Aku tak menyangka kau memilih dan menepati janjimu untuk naik pelaminan
bersamaku. Aku menyayangimu imamku”
“
Iya istriku.. sama – sama, aku sangat menyayangimu, mencintaimu dan bahagia
memilikimu”
Setiap
niat baik, akan berbuah manis. Dan penantian yang lama pun akan hilang dan tak
terasa apabila kita sabar menunggu suatu keajaiban dari Tuhan.
Setelah
sekian lama menunggu akhirnya hubungan mereka halal untuk dijalani. Penantian
lama berbuah berjuta – juta kemanisan dan tak kurang suatu apapun. Hidup
bahagia, harmonis dan mesra. Adnan mendapatkan istri yang ia idamkan sejak
lama.
T A M
A T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar